Diary Gerakan Kendari Mengajar #8 : Mengasah Harmoni Dalam Melodi
Kesenian
merupakan salah satu aktifitas favorit yang disukai oleh anak-anak hingga orang dewasa. Pada saat acara Festival
Taman Baca Masyarakat Indonesia 2014 (FTBM),yang dihelat pada tanggal 18-20 September di Kawasan Tugu
Persatuan, Kendari, para kakak-kakak volunter berkesempatan belajar bermain alat musik angklung disalah satu stand yang ada.
Angklung adalah alat musik yang terbuat dari
bambu yang dapat mengeluarkan suara dan irama yang khas. Angklung merupakan
gabungan dari beberapa instrumen yang terdiri dari pipa bambu dengan ukuran
yang berbeda-beda dan ditempatkan di suatu bingkai yang kecil. Untuk memainkannya, cukup Angklung tersebut
diguncangkan hingga mengeluarkan bunyi.
Dengan bimbingan Kak Lita di stand Rumah Tukik kakak-kakak volunteer dengan serius berlatih memainkan lagu Ambilkan Bulan Bu selama 30 menit. Alunan nada “mi re do mi mi mi, mi re do fa fa fa, fa mi re mi sol sol, ....” kemudian terengar.Setelah berlatih dengan waktu yang tidak seberapa lama, saatnya para kakak-kakak volunteer akan unjuk kebolehan di panggung acara.
Dengan bimbingan Kak Lita di stand Rumah Tukik kakak-kakak volunteer dengan serius berlatih memainkan lagu Ambilkan Bulan Bu selama 30 menit. Alunan nada “mi re do mi mi mi, mi re do fa fa fa, fa mi re mi sol sol, ....” kemudian terengar.Setelah berlatih dengan waktu yang tidak seberapa lama, saatnya para kakak-kakak volunteer akan unjuk kebolehan di panggung acara.
Sebagian
kakak volunteer tampak sedikit grogi ketika berdiri dihadapan para pengunjung
yang penasaran akan aksi yang akan dipertontonkan oleh mereka. Dengan yakin kak
Litapun memimpin para kakak volunteer bermain memainkan lagu Ambilkan Bulan
Bu dengan musik angklung.
Seketika suara gemuruh para pengunjung menjadi hening, mereka tampak
terhanyut oleh aliran nada-nada indah yang dimainkan. Meskipun sempat ragu apakah akan tercipta melodi yang
bagus, setelah dipentaskan para “musisi” dadakan, dari alat musik angklung itu terciptalah
harmonisasi yang menakjubkan. Gemuruh tepuk tangan kemudian berdatangan dari para pengunjung, senyum yang sempat hilang karena rasa grogi yang sedari tadi menemani perlahan-lahan merekah. (Klik disini untuk melihat penampilan para volunteer)
Berkat penampilan para kakak volunteer yang dengan gagah berani bersedia menjadi musisi dadakan, pemilik angklung dari TBM Irfani memberikannya satu set permainan angklung tersebut sebagai hadiah saat penutupan festival. Aah betapa bahagianya hati kami, kini kami akan mengajarkan adik-adik kami mengenal melodi.
Sore hari 28 September 2014, seperti biasa kami berangkat ke tempat adik-adik kami di Puulonggida. Panas yang masih menyisakan teriknya tidak sedikitpun mengurangi semangat kami sore itu. Yah sore itu adalah saatnya adik-adik di Puulonggida mengenal sang "angklung". seperti biasa adik-adik telah siap menyambut kami di lapangan sekolah. Selain angklung kami juga membawa piano kecil yang juga akan diajarkan kepada mereka. Adik-adikpun melingkar dengan kedua alat musik tersebut diletakkan di tengah-tengah.
Karena jumlah adik-adik yang banyak, kami membagi mereka ke dalam tujuh kelompok, dimana masing-masing kelompok akan mempelajari satu nada untuk masing-masing angklung. Begitupun dengan alat musik piano. Lagu yang kami ajarkan tak lain dan tak bukan adalah lagu yang berjudul “Ambilkan Bulan Bu”. Tangan-tangan kecil mereka masih terlihat
kaku, harmonisasi yang dihasilkan juga masih terdengar kacau. Namun hal itu tidak sedikitpun mengurangi raut bahagia yang merona di wajah mereka.
Setelah diberikan arahan beberapa kali oleh kakak-kakak, mereka mampu memainkan
lagu “Ambilkan Bulan Bu” dengan benar.
Hal lucu terjadi ketika
mereka pertama kali harus memainkan piano. Piano yan kami bawa adalah piano kecil, dimana untuk memainkannya adik-adik harus meniupnya. Wajah mereka tampak kemerahan, melihat hal itu sejenak bayangan Hellboy, sebuah tokoh rekaan dalam sebuah komik dengan trademark tubuh merahnyapun terlintas dibenak kami, yang mengundang tawa beberapa kakak volunteer. Meskipun sebagian adik yang memainkannya tampak kehabisan nafas ketika meniup piano tersebut, namun hal itu tidak menyurutkan semangat mereka untuk berebutan ingin kembali memainkan alat musik tersebut. Hingga akhirnya kami harus menenangkan mereka, agar dapat bergantian memainkannya.
Angklung
menghantarkan adik-adik kami pada pemahaman akan sebuah harmonisasi. Angklung
harus dimainkan dalam harmonisasi sebuah tim agar tercipta keselarasan dan
keindahan. Masing-masing anak
tidak bisa bermain sendiri-sendiri. Setiap anak harus berkonsentrasi mengingat kapan sebuah nada harus berbunyi dan kapan giliran
sebuah nada lain bergantian berbunyi, yang mana nada-nada tersebut akan membentuk satu harmonisasi alunan lagu yang indah untuk dinikmati. Mereka harus fokus,
menyimak dan mengerti benar kapan harus berbunyi dan kapan harus diam. Yah,
sore itu adik-adik kami telah belajar mengasah sebuah harmoni, harmoni kebersamaan dalam sebuah melodi angklung.
(AII/AN)
Diary Gerakan Kendari Mengajar #8 : Mengasah Harmoni Dalam Melodi
Reviewed by Unknown
on
19.59
Rating:

Tidak ada komentar