Ads Top


Nathan, Semangat Melahap Keterbatasan


“So often you find that the students you're trying to INSPIRE are the ones that end up inspiring you” 
 
Sekilas tak ada yang berbeda  di Pertemuan ke delapan para pengajar dengan adik-adik didik di Puulonggida, tetap menarik, ceria, penuh gelak tawa dan tentunya semangat yang kian menyala. Hadir sebagai pembeda pertemuan kala itu adalah seorang anak yang baru bergabung dengan teman-temannya  untuk ikut belajar bersama para Relawan Kendari Mengajar. Dialah Muhammad Septian-disapa Nathan oleh teman-temannya, yang hadir ditemani oleh sang Bunda bersama adiknya, Renata.
Hadirnya sang bunda untuk menemani Nathan bukanlah tanpa alasan, adalah keterbatasan yang dimilikinya yang menjadi alasan. Yah, Nathan terlihat sulit untuk berjalan, pun itu dengan bantuan sepasang tongkat di kedua tangannya. Gerakannya saat berjalan membuat peluang untuknya terjatuh sangat besar, yang menjadi sumber kekhawatiran sang Bunda, sehingga sang Bunda harus menemaninya saat itu.


Berhubung sesi belajar telah dimulai, Nathan, sosok yang baru bergabung itu tak banyak berkenalan dengan para pengajar diawal perjumpaannya. Oleh salah seorang Volunteer yang menerima kehadirannya, Nathan kemudian diarahkan untuk bergabung belajar bersama teman-temannya di tingkatan II, yang kala itu dibimbing oleh Kak Elvita bersama Kak Lyan. Kehadirannya diawali dengan perkenalan singkat, menyebutkan nama serta kelas berapa dirinya saat itu.


Sebagai “anak baru”, tak sedikitpun rasa canggung juga malu diperlihatkan Nathan. Nathan yang baru bergabung justru terlihat lebih aktif dan percaya diri dibanding rekan-rekannya. Menjawab pertanyaan Kak Elvi maupun kak Lyan, ikut tertawa saat mereka bercanda juga serius menerima pelajaran dari Kakak-kakak volunteer yang bertugas membimbing mereka. Tak hanya mampu beradaptasi dengan baik bersama orang-orang baru, Nathan yang kelihatannya “terbatas” mampu menutupi keterbatasannya itu dengan semangat yang dia miliki. Bahkan semangat ingin belajarnya itu-lah yang akhirnya meluluhkan hati sang Bunda untuk memberi izin Nathan untuk bergabung bersama teman-temannya di Sabtu sore itu.


Terhitung dalam 4 pertemuan pertamanya, kehadiran Nathan tetaplah didampingi oleh sang Bunda. Bila tak sempat menemani Nathan, Renata, adik cilik Nathan lah yang kemudian menemaninya. Nampak bahwa ibunda masih sangat mengkhawatirkan kehadiran Nathan, hingga pada akhirnya sang Bunda benar-benar bisa melepas Nathan secara mandiri, berangkat dan pulang dari belajar menyusuri jalan bersama teman-temannya. Terkadang, para pengajar juga menyempatkan diri untuk mengantarkan Nathan balik ke rumahnya.


Waktu pun terus berjalan, dan hingga saat ini Nathan tetap menjadi bagian dari keluarga kecil Gerakan Kendari Mengajar. Tak hanya menjadi keluarga, tanpa di sadari, Dia pun telah menjadi "guru" bagi  para Relawan di GKM.  Sosok "guru" yang mengajarkan tentang arti sebuah rasa syukur dan semangat. Bagaimana tidak, Nathan yang terlihat memiliki “keterbatasan”, mampu untuk tetap menjaga semangatnya menjalani kehidupan. Nathan yang memakai tongkat tak pernah menjadikan tongkatnya sebagai momok menakutkan dalam meraih asa,  tak pernah menganggap tongkat itu hadir sebagai halangan, hingga terkadang hal yang tak pernah terbayangkan oleh kamipun mampu di lakukannya. Ikut bermain lari-larian bersama temannya, bergerak lincah dari kiri pindah ke kanan bahkan bermain bola sekalipun  ia lakoni. 


Nathan, adalah sosok yang kini akrab dan kami rindukan ditiap minggunya, sosoknya dapat membuat tertegun siapapun yang melihatnya, semangat yang ada dalam dirinya tidak sebanding dengan semangat  kami dalam mengejar dan menggapai cita-cita. Dengan ketidaksempurnaanya dia tetap semangat belajar demi sebuah cita-cita. Dia bukanlah sebuah sosok dalam tayangan inspirasi yang disajikan dengan apik dalam sebuah Film ataupun sinetron. Dia adalah seorang anak di sebuah daerah Kota Kendari, di Puulonggida. 


Kita mungkin telah salah memaknai "sosok inspiratif" dalam hidup ini, sehingga terkadang kita tidak menyadari keberadaan mereka. Kita hanya perlu membuka mata untuk mengamati dan hati untuk merasakan, dan kita akan terkejut mendapati "sosok-sosk inspiratif" yang sesungguhnya itu berada begitu dekat dalam hidup kita”. Nathan telah membuka mata kami, bahwa tidak ada kata terbatas untuk menggapai sebuah mimpi. Jika kita memiliki tekad yang kuat, maka segala keterbatasan akan mampu dihadapi, bahwasanya sebuah "Semangat mampu Melahap Keterbatasan". Nathan hadir dalam hidup kami sebagai sebuah inspirasi, mengajarkan pemaknaan akan semangat hidup yang sesungguhnya. Inspirasi hidup nyata, yang dengan tongkatnya berlarian mengejar mimpi-mipinya.  Dan masihkan kita menyia-nyiakan hidup dengan kesempurnaan yang kita miliki ?  (KI/AN)
Nathan, Semangat Melahap Keterbatasan Nathan, Semangat Melahap Keterbatasan Reviewed by Unknown on 12.00 Rating: 5

6 komentar

  1. luar biasa, semangat mendulang ilmu ...!

    BalasHapus
    Balasan
    1. semoga memberi inspirasi bagi kita semua...

      Hapus
  2. sangat memberikan inspirasi bagi sapa saja yg membaca artikel ini :)

    miss you adik nathan :*

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya kak, sebuah semangat dapat melahap keterbatasan :)

      Hapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. Really inspiring~ ingin rasanya dikelilingi orang22 yg dengan penuh semangat belajar sperti Nathan.. keren! Salam kenal untuk kelarga besar GKM

    BalasHapus


close