Ads Top


Diary Gerakan Kendari Mengajar #6 : (Berbagi itu Tidaklah Harus Mahal)

        Sabtu, 12 April 2014, adalah hari dimana kami kembali bertemu adik-adik kami di Puulonggida. Pengetahuan umum adalah jadwal pelajaran hari itu. Kami pun mencari ide kreatif apa lagi yang dapat kami bagi dengan adik-adik kami di pulonggida. Kamipun teringat, dulu ketika mengenyam pendidikan di bangku SD kami pernah membuat telepon sederhana yang terbuat dari gelas plastik untuk memahami materi tentang bunyi dan getaran pada pelajaran ilmu alam, dan juga  membuat kincir angin dari kertas untuk memahami materi tentang energi dalam hal ini angin. Main-mainan sederhana ini adalah mainan yang mudah untuk dibuat dan asyik  untuk dimainkan. 
           
         
Kegiatan belajar-mengajar hari ini kami awali dengan pembagian kertas berisi instruksi cara membuat telepon sederhana dan kincir angin kertas oleh Kak Nur. Setelah masing-masing adik-adik mendapatkan kertas tersebut, mereka kemudian dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama bertugas membuat telepon dan kelompok kedua bertugas membuat kincir angin. Alat dan bahan telah kami siapkan sebelumnya, agar waktu belajar dapat di gunakan seefisien mungkin. Kakak-kakak volunteer pun berkerjasama membagikan alat dan bahan untuk membuat telepon dan kincir angin.   
Kak Asni, kak Cici, kak Awal serta kak Syaban bertugas membimbing adik-adik di kelompok  telepon sederhana. Sedangkan Kak Diman,Kak Reni dan kak Nur bertugas untuk memandu adik-adik di kelompok kincir angin. Melihat alat dan bahan yang kami bagikan keceriaan serta rasa penasaran mulai menari-nari di wajah polos mereka. Mereka tak henti-hentinya menghujani kami dengan pertanyaan-pertanyaan tentang apa yang akan mereka buat dan apa yang harus mereka lakukan. Padahal  mereka dapat mengetahuinya dengan membaca lembaran kertas yang telah di berikan.  Kakak-kakak volunteerpun dengan tekun membimbing adik-adik menyelesaikan proyek kincir angin dan telepon sederhana mereka.         


Sore itu di Puulonggida, berbagai ekpresi tumpah ruah di berbagai sudut lapangan yang kami gunakan untuk belajar. Tampak Kak Reni yang sedang sibuk menasehati adik kami Rafli yang sedang kesal karena kincir angin yang dibuatnya selalu gagal.  Rijal yang asyik berlari kesana-kemari dengan kincir anginnya. Iksan yang tak henti-hentinya merasa takjub ketika menggunakan telepon sederhananya.


Haikal, adik  kami yang masih balita juga tidak mau ketinggalan ikut  bertelepon-teleponan dengan kakak-kakak volunteer lainnya. Bahkan ia akan merengek menangis dan tak segan-segan mendorong siapapun yang berniat mendekat dan mengusik ketenangannya ketika sedang bermain telpon-teleponan. Tingkahnya itu tak pelak mengundang senyum dan tawa kakak-kakak volunteer yang melihatnya.

Berbagi itu tidaklah harus mahal, sebuah konsep sederhana sekalipun bisa memberikan kebahagian yang tidak sederhana bagi adik-adik kami. Tak terasa senja mulai menyambut. Senja telah menjadi sosok pengingat "pulang" bagi kami . Sungguh, waktu terasa sangat cepat ketika menghabiskan waktu bersama adik-adik kami di Puulonggida. Sebelum pulang tak lupa kakak-kakak volunteer dan adik-adik berkerjasama membersihkan halaman sekolah. Seperti biasa kami berkumpul membentuk lingkaran dan  diakhiri dengan berdoa bersama. Setelahnya, kamipun  beranjak meninggalkan Puulonggida diringi oleh matahari yang mulai menapaki peraduannya. (NFH/AN)















Diary Gerakan Kendari Mengajar #6 : (Berbagi itu Tidaklah Harus Mahal) Diary Gerakan Kendari Mengajar #6 : (Berbagi itu Tidaklah Harus Mahal) Reviewed by Unknown on 22.10 Rating: 5

Tidak ada komentar


close